Kedua, dimensi keseluruhan kendaraan. Untuk urusan satu ini karoseri harus mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai regulasi dan masing-masing shasis mempunyai perbedaan tipe standar ukuran yang disesuaikan sehingga diperoleh standarisasi produk.
Ketiga, regulasi Pemerintah yang mengatur konfigurasi tempat duduk, jumlah pintu, penghilangan pintu sopir, pintu darurat, jumlah pintu penumpang dan lain-lain. Di Indonesia aturan ini ditentukan oleh Departemen Perhubungan.
Keempat, teknis body builder. Yaitu, adanya alat dan proses yang sudah dirancang untuk industri pembuatan bus itu sendiri (body builder/karoseri). Semakin baik proses dan maju teknologi sebuah industri karoseri maka bisa meningkatkan kualitas output produk, selain faktor man power dan man hour.
Spesifikasi yang Diminta
Setelah hard point sebagai ketentuan utama sudah terdefinisi, yang harus ditentukan kemudian adalah spesifikasi teknis dari bus itu sendiri akan dibuat seperti apa, berfungsi apa dan mempunyai karakter apa? Spesifikasi atau ketentuan tersebut merupakan perpaduan yang sifatnya kompromistis antara kebutuhan customer, pabrikan, ATPM, distributor, suplier dan lain-lain.
Spesifikasi yang Diminta itu meliputi jenis atau model atau desain eksterior dan interior bus, fungsi teknis operasional, aspek ergonomi atau kenyamanan pengguna dan operator. Selain itu, aspek ini juga mencakup cara pemecahan jika muncul masalah, serta solusi dalam mencapai sasaran desain yang diinginkan.
Hal lainnya yang perlu diperhatian adalah keunggulan produk tersebut dibandingkan dengan kompetitor Ini merupakan target puncak dari suatu produk yang akan memberikan nilai tambah produk tersebut baik bagi operator bus sebagai konsumen maupun pabrikan karoseri sebagai pembuatnya. Selain itu juga perlu memperhatikan suplai material dan aksesoris yang dibutuhkan karena tidak semua komponen tersebut tersedia lengkap di pasar. Desain grafis
Ini merupakan bagian sentuhan akhir untuk nilai tambah bagi sebuah bus yang dibuat oleh karoseri.
Identitas produk atau brand identity menjadi salah satu pembeda dari para kompetitor sekaligus membentuk identitas golongan pengguna produk tersebut agar mudah dikenali tampilannya oleh masyarakat dan konsumen. Aspek tampilan di sini mencakup kolaborasi aspek visual dua dan tiga dimensi.
Evaluasi terus-menerus
Langkah terakhir dari proses perancangan sebuah produk adalah evalusi berkesinambungan
sebagai proses terus menerus untuk meminimalkan munculnya masalah dan memaksimalkan nilai plus untuk proses mendatang. Salah satunya dengan perbandingan produk tersebut dengan produk pesaing sekelasnya atau pada beberapa tingkatan produk dalam jajaran line up-nya.